Selasa, 10 September 2019

Situs Makam Balok


TEMUAN SITUS ARKEOLOGI BENTANG ALAM HUTAN MAKAM BALOK
Text Box: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional melaksanakan Kegiatan Penelitian Jalur Maritim Rempah Nusantara: Pertumbuhan Pernia-gaan Wilayah Hulu-Hilir di Belitung Timur Kesultanan Palembang Abad ke-16-18 M. Kegiatan tersebut dilakukan salahsatunya di Situs Balok Lama atau sekarang merupakan Bentang Alam Hutan Makam Balok yang merupakan salahsatu areal Konservasi dari PT Sahabat Mewah dan Makmur.
Text Box: Koordinasi Tim PPAN dengan Staff Konservasi PT SMM terkait Ekskavasi Areal Bentang Alam Hutan Makam Balok


Penelitian tersebut berlangsung selama 10 hari. Penelitian tersebut merupakan kegiatan penelitian lanjutan dari penelitian tim PPAN dari tahun sebelumnya. Penelitian ini dikordinir langsung oleh Drs. Sonny Chr. Wibisono, M.A., D.E.A. dan tim.
Text Box: Dokumentasi Awal Pada Permukaan Objek yang akan di EkskavasiText Box: Ekskavasi arkeologi ini dilakukan setelah survei pada tahun sebelumnya. Dalam survei tersebut, permukaan objek yang disasar dalam ekskavasi ini adalah sisa struktur yang disebut oleh penduduk setempat sebagai Pendopo Pada permukaan tanah terdapat bata berukuran tebal dan panjang yang tersebar dalam kondisi yang tidak beraturan.


Ukuran bata yang ditemukan tidak lasim bila dibandingkan dengan bata yang dibuat pada masa sekarang baik ukuran panjang, lebar, maupun tebalnya. Oleh karena itu dikategorikan sebagai bata besar kata Bapak Sonny selaku koordinator tim PPAN. Ukuran bata sangat bervariasi tetapi pada umumnya memilki rata-rata 33 x 20 x 6 cm. Bata berukuran besar ini hampir sama dengan yang digunakan dalam bangunan candi. Disekitar areal ekskavasi situs arkeolog berbentuk bangunan ini juga ditemukan tumpukan karang yang tersusun secara rapi. Temuan tersebut diperkirakan merupakan sisa peninggalan pada abad ke 16.

Text Box: Temuan Karang dan Struktur Bangunan yang Terdiri atas Ukuran Bata Berukuran Besar membentuk Sebuah Bangunan   
Pada awalnya temuan karang tersebut diperkirakan sebagai pondasi bangunan dari temuan bata yang ditemukan. Namun setelah dilakukan ekskavasi dibeberapa titik ternyata terdapat titik yang menunjukkan karang tersebut bertabrakan dengan tumpukan bata. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemungkinan karang tersebut bukan merupakan pondasi dari bangunan tersebut, namun sebuah ornamen atau hiasan diluar struktur bangunan yang ada menurut Bu Naniek yang merupakan anggota tim arkelog.
Sampai saat ini yang masih menjadi pertanyaan adalah apakah bata ini merupakan bata buatan setempat atau bata yang di datangkan dari tempat lain. Menurut  Bapak Sonny, struktur dari bata tersebut hamper sama dengan yang ada di Gending Suro, Palembang, Sumatera Selatan. Mengingat bahwa Raja Balok Pertama yakni K.A. Gede Ya’kub (Depati Cakraningrat I) yang merupakan wakil Sultan Palembang Darussalam di Belitung.
Text Box: Kunjungan Bupati Belitung Timur di Areal Ekskavasi Temuan Arkeologi di Hutan Makam Balok dan Klipping Koran Mengenai Temuan Situs Arkelog

Setelah ekskavasi ini dilakukan selama 10 hari, kawasan tersebut menjadi perhatian masyarakat sekitar. Terutama setelah kunjungan Bupati Belitung Timur dan masuknya ekskavasi arkeolog tersebut ke dalam koran. Bahkan sekitar satu minggu setelah ekskavasi pun masih banyak masyarakat yang berkunjung hanya untuk melihat situs kuno tersebut. Namun dikarenakan setelah penelitian berakhir, kawasan ekskavasi tersebut ditutup kembali menggunakan tanah, banyak masyarakat yang merasa kurang puas karena tidak melihat hasil temuan situs tersebut. Maka dari itu, tim PT SMM, berinisiatif memasang banner temuan situs kuno arkeolog di tempat itu agar kiranya masyarakat lokal ataupun pihak PT SMM yang ingin melihat gambar temuan tersebut dapat melihat hasil ekskavasi tim PPAN tersebut,
Text Box: Pemasangan Banner Informasi Temuan Arkeolog dan Kunjungan Komisaris PT Austindo Nusantara Jaya, Tbk

  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar